Selasa, 28 Desember 2010

Jebakan 'Bangsal Bersalin' untuk Cegah Nyamuk Demam Berdarah

Merry Wahyuningsih - detikHealth
New Orleans, Penyebaran nyamuk penyebab demam berdarah makin merajalela, tak hanya di Indonesia tetapi juga negara-negara tropis lainnya. Untuk mengatasinya, kini peneliti sedang mengembangkan perangkap baru berupa 'bangsal bersalin' untuk mencegah penyebaran dan penularan demam berdarah.

Peneliti di Tulane University tengah mengembangkan jebakan yang inovatif untuk melawan demam berdarah. Peneliti merancang semacam bangsal bersalin yang mengandung campuran bahan kimia dan dirancang khusus sebagai tempat bertelur nyamuk.

'Bangsal bersalin' ini dirancang agar nyamuk merasa nyaman dan akhirnya masuk ke tempat tersebut untuk bertelur. Tapi jika nyamuk telah masuk, maka nyamuk beserta calon anak-anaknya tidak akan punya jalan keluar hidup-hidup.

Universitas juga akan mulai studi percontohan untuk melihat apakah galon perangkap berukuran kecil yang efektif, strategi dan murah untuk mencegah penularan demam berdarah, yaitu virus yang ditularkan oleh nyamuk paling luas dan mematikan di dunia.

'Bangsal bersalin' atau perangkap Tulane tersebut tampak seperti tong sampah, kecil hitam dengan ukuran tinggi 12 inci (30,5 cm) dengan lubang dengan tutup atas berwarna merah dan cerah.

Perangkap tersebut berisi campuran air dan atraktan (senyawa kimia yang mempunyai daya tarik terhadap serangga) khusus yang menyerupai tempat ideal bagi nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) untuk bertelur, yaitu seperti campuran bakteri dan daun membusuk.

Air dicampur dengan pestisida untuk membunuh telur nyamuk dan kontainer dipagari dengan kain insektisida yang dirancang untuk membunuh nyamuk dewasa.

"Setelah malaria, demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk yang paling penting di dunia dan merupakan penyebab utama penyakit dan kematian di daerah tropis," kata Fajar Wesson, profesor kedokteran tropis di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, dilansir Medindia, Senin (27/12/2010).

Menurut Wesson, saat ini belum ada cara dan juga vaksin atau obat yang dapat digunakan secara luas dan multinasional untuk mengurangi penularan demam berdarah.

Satu-satunya cara efektif untuk menghentikan penularan adalah dengan mengurangi populasi nyamuk, tapi pengendalian nyamuk hampir tidak ada di kebanyakan daerah tempat virus umum ditemukan.

"Itu terlalu mahal dan lingkungan berbahaya menggunakan pestisida secara luas dan banyak. Nyamuk juga telah bisa mengembangkan resistensi terhadap insektisida. Bila perangkap ini berhasil, kami pikir itu dapat mengubah kehidupan orang-orang, terutama yang hidup di daerah tropis," jelas Prof Wesson.

Peneliti berencana untuk menyebarkan 10.000 perangkap ke Iquitos di Peru, sebuah daerah di hutan hujan Amazon yang mana demam berdarah adalah masalah konstan.

Jika perangkap terbukti berhasil, pengujian lebih lanjut akan dilakukan di Karibia dan Thailand.

(mer/ir)

Minggu, 12 Desember 2010

ICW Datangi Kejati DKI Terkait Dana BOS

Jakarta (ANTARA) - Indonesia Corruption Watch (ICW) segera mendatangi Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta guna mengklarifikasi keberadaan bukti-bukti awal dugaan korupsi Rp4,5 miliar dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 012 Rawamangun Pagi, Jakarta .
Berdasar keterangan tertulis Wakil Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo, di Jakarta, Minggu, ICW akan mengklarifikasi pada Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta, Soedibyo, terkait pernyataan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jakarta bahwa Kejati DKI Jakarta belum menyerahkan bukti-bukti awal yang memadai untuk dilakukan audit investigatif terkait dugaan korupsi dana BOS di SDN 012 Rawamangun.
Sebelumnya surat BPKP perwakilan Jakarta kepada Kejati DKI Jakarta tertanggal 10 November 2010 menyatakan "tidak ditemukan bukti-bukti awal penyimpangan" dalam pengelolaan dana BOS, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), Dana Bantuan (Block Grant) pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Komite Sekolah di SDN 012 Rawamangun pagi.
Berdasarkan klarifikasi ICW dengan Deputi Audit Investigatif BPKP, Suradji, dan Kepala BPKP Perwakilan 2 DKI Jakarta diketahui bahwa alasan BPKP tidak menemukan bukti-bukti awal penyimpangan terkait kasus tersebut karena Kejati Jakarta belum menyerahkan bukti-bukti awal yang memadai untuk dilakukan audit investigatif.
BPKP Perwakilan Jakarta akhirnya memutuskan menunda audit terhadap dugaan dana yang diselewengkan di SDN 012 Rawamangun, katanya.
Perlu audit
Kajati DKI Jakarta, Soedibyo sendiri menyatakan belum dapat menetapkan tersangka dari kasus dugaan korupsi dana BOS, BOP, dan Dana Bantuan pada RSBI dan Komite Sekolah SDN 012 Rawamangun karena membutuhkan audit kerugian negara atau daerah oleh BPKP.
Ia mengatakan kehadiran ICW di Kejati DKI Jakarta pada hari Senin (13/12), selain mengklarifikasi informasi BPKP tersebut, sekaligus memantau kinerja pengusutan kasus korupsi dan bahan untuk pelaporan kinerja Kajati dan stafnya kepada Kejaksaan Agung, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BPK Perwakilan Jakarta sebelumnya menemukan indikasi dan potensi kerugian negara paling sedikit R 5,7 miliar dalam pengelolaan dana BOS, BOP, dan Dana Bantuan RSBI di tujuh sekolah negeri Jakarta.
Kerugian negara terjadi antara lain, karena tidak disalurkannya dana tersebut oleh smp induk pada pengelola TKBM, pembayaran honor tidak didasari pada suatu kegiatan, pemeliharaan tidak sesuai petunjuk teknis, penggunaan dana tidak didukung bukti memadai, kelebihan pembayaran honor, pembelian kebutuhan sekolah tidak diyakini kebenarannya.
Duplikasi pembayaran atas pengeluaran makan dan minum, laporan pertanggungjawaban yang disampaikan pada Sudin Pendidikan tidak sesuai realisasi, pertanggungjawaban dana BOS dan BOP hilang, serta menggunakan materai yang belum berlaku.

Selasa, 07 Desember 2010

MUI Luruskan Sisi Keagamaan Terkait Mbah Priok

Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan meluruskan sisi keagamaan terkait makam Mbah Priok di Taman Pemakaman Umum (TPU) Koja, Jakarta Utara yang menimbulkan kerusuhan ketika akan ditertibkan oleh Satpol PP pada 14 April lalu.
"Ada banyak yang perlu diluruskan terkait sisi keagamaan karena mengalami kekeliruan. Tetapi saya tidak bisa detail menyampaikannya karena sangat sensitif," kata seorang anggota tim peneliti MUI Roby Nurhadi ketika menyampaikan hasil penelitian ke Gubernur Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Senin.
Penelitian yang dilakukan MUI DKI itu juga menggandeng sejarawan seperti Alwi Shihab dan JJ Rizal, para pakar dari Universitas Indonesia dan termasuk ahli dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Semua itu dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu hasil penelitian kita, tidak berdasarkan meja-meja rapat atau berdasarkan perasaan, melainkan melalui riset yang mendalam dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan," kata Roby.
Dari hasil penelitian yang memakan waktu lumayan lama tersebut, MUI merekomendasikan perlu adanya pelurusan sejarah dan pemindahan makam.
Salah satu hasil yang ditemukan adalah bahwa tanggal kelahiran Habib Hasan Al Hadad bukan pada abad 17 seperti yang diklaim selama ini melainkan lahir pada abad 18, kata Roby.
Begitu juga dengan waktu meninggal, penelitian MUI tersebut menemukan bahwa Habib Hasan Al Hadad meninggal pada tahun 1927 bukan pada abad 18.
"Kami juga menemukan makam Mbah Priok sudah dipindahkan ke TPU Semper dari TPU Dobo, Jakarta Utara. Kami memiliki dokumen yang menegaskan hal itu dan sebagian pihak dari Mbah Priok mengakui kebenarannya," ujar Roby.
Sementara terkait dengan masalah keagamaan, MUI merekomendasikan supaya umat Islam tidak bersikap berlebihan dalam memuja Mbah Priok yang dalam kerusuhan bulan April lalu menelan korban tewas tiga petugas Satpol PP dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mulai melakukan sosialisasi hasil penelitian MUI itu minggu depan kepada masyarakat luas.
"Saya sudah terima hasil penelitian yang mendapatkan tugas dari PMI dan MUI pusat untuk melakukan penelitian berdasarkan riset yang mendalam bersama para pakar sejarah dan ilmuwan," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo usai menerima MUI DKI di kantornya.
Walikota Jakarta Utara Bambang Soegiyono mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara akan menyebarkan hasil penelitian, analisa dan riset MUI DKI kepada ahli waris, ulama, majelis taklim, kelompok pengajian dan tokoh masyarakat di kawasan Jakarta Utara.
"Sosialisasi akan melibatkan langsung MUI DKI difasilitasi Pemkot Jakarta Utara. Pekan depan kita akan sosialisasikan ke masyarakat hasil penelitian ini, dengan begitu semua paham fakta yang sebenarnya dari sisi makam, sejarah dan keagamaan," kata Bambang.
Sosialisasi disebut Bambang akan dilakukan dengan membagikan buku-buku hasil penelitian ke kelompok-kelompok masyarakat dan juga akan dibuatkan leaflet atau selebaran kepada seluruh masyarakat Jakarta Utara.
"Dengan harapan mereka mengetahui dan memahami fakta yang sebenarnya, dan peristiwa ini merupakan yang pertama dan yang terakhir," kata Bambang.
From : Viva News

Kamis, 02 Desember 2010

TANGANI TEPAT DBD PADA ANAK










Kebon Jeruk, Kamis 2 Desember 2010 >>Sekretaris Camat Kebon Jeruk Pujiyanto telah membuka acara TEMU WICARA DAN TANYA JAWAB TANGANI TEPAT DBD PADA ANAK, catatan penulis di dalam pengantar pembukaan acara bahwa untuk mencegah wabah DBD diharapkan kepada Kader Jumantik dan seluruh warga untuk giat secara terus menerus menggerakan PSN 30 menit setiap satu minggu satu kali  adalah cara ampuh untuk mencegah wabah DBD karena siklus berkembangnya nyamuk dapat dicegah, pemberatasan dengan cara foging/pengasapan dirasakan kurang efektif dan dapat mengganggu kesehatan warga.
Acara yang diselenggarakan oleh PANADOL diikuti oleh para Kader Jumantik se Kelurahan Kebon Jeruk dan para undangan yang terdiri dari pengurus Rt/Rw/PKK dan warga.
Didalam Temu Wicara dipandu sebagai pembicara  dr Kiki Samsi SPA dengan judul Tangani Tepat DBD pada anak, Tika Bisono dengan judul Hidup Sehat Agar Terhindar dari DBD dilanjutkan dengan demo memasak.
Pada kesempatan acara tersebut telah diserahkan secara simbolis kenang-kenangan dari PANADOL berupa Papan Pengumuman, Jam Dinding, Kaos untuk Jumantik yang diterimakan kepada Ibu Hj Siti Rohmah Ketua PKK Kelurahan Kebon Jeruk dan Istri dari Yahya SH Lurah Kebon Jeruk
(Mekobas)mau lihat foto lainnya.....

PENGGANTIAN KARTU KELUARGA DENGAN NIK NASIONAL

PENDATANG DAN TAMU WAJIB LAPOR KE RT RW SETEMPAT