Rini Friastuti - detikNews
Jakarta - Hari Minggu ini Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
tak libur, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu memilih untuk melakukan rapat
koordinasi terkait jaminan kesehatan masyarakat dengan Dinas Kesehatan,
RSCM, FKUI, dan PT Askes. Seperti apa hasilnya?
Ahok mendorong
agar anak-anak mulai dari dalam kandungan hingga usia 7 tahun harus
terus di cek kesehatannya dan diberi nutrisi yang baik secara cuma-cuma.
Hal ini agar anak tersebut kemudian dapat tumbuh generasi yang sehat.
"Kita
mau bikin sesuatu secara menyeluruh. Dihitung dari bayi sampai umur
tujuh tahun. Dari orang hamil juga mesti kita awasi, minimal 6 kali cek
sampai dia lahir. Kemudian anak itu dipelihara dan dikasih gizi sampai
tujuh tahun lamanya. Baru kita bisa melahirkan generasi yang sehat
nantinya," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka
Selatan, Jakarta, Minggu (16/12/2012).
Ahok menjelaskan
pemerintah provinsi DKI Jakarta, telah mengajukan anggaran sebanyak Rp 3
triliun untuk mensukseskan program ini. Menurut Ahok, anggaran sebesar
itu untuk menggaji dokter di Puskesmas, merujuk pasien ke Rumah Sakit,
dan keperluan obat-obatan. Ahok ingin tak ada satupun kampung di Jakarta
yang tidak mendapat pembinaan ini.
"Sistem harus kita bangun.
Jadi jangan mahal di kesehatan, kalau dibilang habis Rp 3 triliun itu
murah di DKI, jadi kita akan mengajukan Rp 3 triliun untuk program
menyeluruh seperti ini," jelasnya.
Anggaran kesehatan di DKI saat
ini, menurut Ahok, sekitar Rp 4 triliun. Oleh karena itu dibawah
pemerintahannya bersama Jokowi, dia akan mempertanyakan kembali ada
dimana dana untuk Puskesmas dan Rumah Sakit selama ini.
"Semua
kita cari, anggaran-anggaran itu. Kita mau pakai sistem dari FKUI dan
RSCM jadi jelas gitu lho. Secara holistik, menyeluruh dari lahir sampai
pengurusan kematian, kebersihan, semuanya," lanjut Ahok.
Ahok
juga berencana membentuk tim audit rujukan, untuk mengetahui oknum nakal
yang mengejar keuntungan pribadi ditengah program kesehatan ini. "Kita
akan membentuk audit rujukan. Nanti ketahuan Rumah Sakit, Puskesmas mana
yang ada oknum nakal. Misalnya, kita bisa ketahui dokter nakal,
misalnya dia bius lokal, nanti bius seluruh tubuh, kan bayarnya lebih
mahal. Nah nanti ini akan kita audit dibantu oleh FKUI dibantu oleh
RSCM," ungkapnya.
Menurut Ahok, sistem pelayanan kesehatan di
Jakarta saat ini belum maksimal, banyak dokter yang kompetensinya
rendah. "Kan sekarang sistem pelayanan kesehatan tidak beres, dokter
kompetensinya rendah. Kita harus berani bayar orang mahal, walau bayar
mahal, tapi produktivitasnya kan tinggi. Kalau orang Jakarta kaya, APBD
kan bisa Rp 100 triliun. Nah itu yang pengen kita lakukan," pungkasnya.
(van/van)